Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Kerinci, yang berada di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat, Senin (3/11/2025).
Dalam laporan resmi yang diterima, sejak pukul 05.00 hingga 10.00 WIB tercatat 46 kali gempa vulkanik dangkal dan 13 kali gempa vulkanik dalam. Amplitudo gempa tercatat mencapai 0,4–23,9 milimeter dengan durasi antara 9 hingga 23 detik.
“Diduga kenaikan kedua jenis gempa vulkanik ini disebabkan oleh aktivitas fluida dominan gas pada kedalaman yang relatif besar,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN dalam keterangan tertulis.
Hasil pengamatan visual pada 3 November menunjukkan tidak terlihat adanya embusan gas dari kawah puncak hingga pukul 08.08 WIB, sementara pada pukul 10.17 WIB puncak gunung tertutup kabut. Grafik RSAM yang mencerminkan energi gempa juga tercatat fluktuatif namun masih dalam pola stabil.
Meski terjadi peningkatan aktivitas kegempaan, tingkat aktivitas Gunung Kerinci masih berada pada level II atau waspada. Masyarakat, pendaki dan wisatawan diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah puncak.
Badan Geologi mengingatkan, potensi bahaya saat ini meliputi akumulasi gas vulkanik di kawah yang dapat memicu erupsi eksplosif, lontaran batuan pijar, serta hujan abu lebat. Selain itu, aliran lahar juga dapat terjadi terutama ketika curah hujan meningkat.
“Pengamatan lebih intensif akan dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan peningkatan gempa vulkanik yang lebih signifikan, terutama jika disertai kemunculan tremor atau perubahan visual di puncak,” pungkas Wafid.
